Komoditas dan Dolar Tekan Wall Street

Headline

IST

Oleh: Wahid Ma’ruf
Pasar Modal – Sabtu, 14 Mei 2011 | 06:53 WIB

INILAH.COM, New York – Bursa saham Wall Street ditutup turun pada perdagangan Jumat (13/5) karena kenaikan harga komoditas dan dolar AS. Investor juga khawatir dengan krisis utang Eropa ekonomi global yang lambat.

Indeks Dow Jones turun 42,9 poin atau 0,3% menjadi 12.595,7. Indeks bluechip pada perdagangan Jumat turun 100,7 poin atau 0,8%. Penurunan dipimpin saham JPMorgan hingga 2,1% dan Bank of Maerika turun 2,1%. Namun saham McDonald naik tipis o,1%.

Indeks S&P turun 2,4 poin atau 0,2% untuk pekan ini menjadi 1.337,7 dan pada perdagangan Jumat turun 10,8 poin atau 0,8%. Saham Procter & Gamble menjadi saham terbaik pada pekan ini dengan naik 2,4%. Sedangkan saham Citigroup menjadi saham yang tertekan paling dalam mencapai 2,1%.

Penguatan indeks hanya dialami Nasdaq yang mencapai 0,9 poin atau 0,03% untuk pekan ini dan pada perdagangan Jumat tuun 34,5 poin atau 1,2%. Saham-saham defensif telah menahan pelemahan indeks seperti dari sektor konsumen dan utilitas sehingga menjadi sektor terbaik pada pekan ini.

Pergerakan indeks pada pekan ini cukup fariatif dan indeks telah mengalami kenaikan 6% pada awal tahun ini. Jadi ada kemungkinan saham memiliki risiko untuk mengalami koreksi. “Kami membutuhkan lebih banyak konfirmasi tentang bukti pemulihan dan kami tidak mendapatkan itu,” kata Brian Battle, wakil presiden perdagangan di Chicago Trust yang dikutip dari yahoo.finance.com.

Indeks dengan cepat melemah pada akhir penutupan Jumat ini setelah melemahnya euro dan menguatnya dolar AS. Namun harga obligasi mengalami rally sehingga menandakan investor obligasi tidak mengkhawatirkan pertumbuhan dan inflasi. Nlai tukar dolar DXY mencpaai 75,7 atau naik 0,62%.

Penguatan ini memberikan tekanan terhadap indeks terutama pada saham perusahaan yang mendapat keuntungan dengan pelemahan dolar dengan kegiatan penjualan ke luar negeri. Demikian juga dengan harga komoditas yang akhirnya ditutup menguat seperti minyak mentah jenis light sweet yang naik 0,6% menjadi US$99,6 per barel.

Tinggalkan komentar