Analisa Fundamental Saham

Analisa Fundamental Saham

Analisa fundamental saham merupakan salah satu metode pemilihan saham untuk menilai bagus atau tidaknya suatu saham perusahaan. Mengapa perlu dilakukan analisa fundamental ? Jawabannya sederhana, yaitu supaya kita memenuhi kriteria standar yang menjadi dasar dalam investasi dan terbebas dari pola-pola atau kaidah-kaidah yang bersifat spekulasi. Pada dasarnya analisa fundamental saham adalah analisis terhadap faktor-faktor fundamental yang akan mempengaruhi nilai saham suatu perusahaan,  dengan titik fokus pada  kondisi makro ekonomi, kondisi industri dan kondisi fundamental perusahaan (mikro).

 

Analisa Makro

Analisa Makro adalah analisa terhadap regulasi peraturan dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang berlaku maupun kondisi perekonomian secara makro, baik dalam skala nasional, regional maupun global. Hal-hal yang dianalisa antara lain pendapatan per kapita (GDP), money supply, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, fluktuasi pasar dunia, penanggulangan krisis ekonomi, bencana alam, perubahan sosial politik, dsb.

 

Analisa Industri

Analisa Industri adalah analisa untuk mengetahui kondisi dari suatu industri apakah berada pada tahap awal, pertumbuhan, peningkatan (maturity) atau decline (penurunan) dan bagaimana dampaknya bagi keuntungan perusahaan. Dengan begitu kita bisa mengetahui sektor industri mana yang sedang tren sekarang dan bisa membuat prediksi mana yang bakal jadi tren di masa depan.  Analisa industri dilakukan melalui dua tahap pendekatan :

  1. Industrial Life Cycle Model, yaitu siklus industri berupa rangkaian peristiwa yang dimulai dari tahap pertumbuhan, ekpansi, maturity (peningkatan) dan decline (penurunan).
  2. Profit Life Cycle Model,adalah rangkaian siklus profit yang bermula dari pertumbuhan pendapatan, profit margin negative (ekpansi), profit margin dan total pendapatan meningkat (maturity), terakhir penjualan dan profit margin cenderung datar sehingga pendapatan/ earning menurun (decline).

 

Analisa Fundamental Perusahaan (Micro)

Merupakan analisa untuk mengetahui kondisi perusahaan secara keseluruhan, baik analisis terhadap produk perusahaan dan pemasarannya, pertumbuhan pendapatan, tingkat perolehan profit, efisiensi dan efektifitas kinerja manajemen, dsb. Hal ini bisa dilakukan dengan mengkaji laporan keuangan terkini suatu perusahaan publik dan membandingkannya dengan laporan keuangan yang telah diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya. Laporan keuangan ini mencakup : neraca (balance sheet), laporan rugi laba (income statement), arus kas (cashflow) perusahaan dan beberapa rasio akuntansi yang dianggap penting, untuk dijadikan indikator sehat tidaknya suatu perusahaan.

Setidaknya, dalam laporan keuangan tersebut, ada beberapa elemen informasi finansial yang bisa dijadikan indikator atau sinyalemen tentang bagus atau tidaknya saham suatu perusahaan publik. Antara lain meliputi : komposisi struktur permodalan, besarnya utang piutang, tinggi rendahnya tingkat profit atau kerugian, jumlah kapitalisasi pasarnya, tingkat efisiensi dan produktifitas perusahaan, serta beberapa rasio akuntasi yang bisa dijadikan patokan relatif murah atau mahalnya harga suatu saham perusahaan publik, seperti : nilai buku saham (book value/BV), pendapatan per saham (earning per share/EPS), price earning ratio (PER) makin rendah PER berarti makin murah harga suatu saham (catatan: semua rasio tadi harus dibandingkan dengan saham lain dalam sektor/industri yang sejenis). Ada juga rasio-rasio yang bisa digunakan untuk mengukur sehat tidaknya suatu perusahaan, seperti : Debt to equity ratio (DER), gross profit margin (GPM), Net profit margin (NPM), return on asset (ROA), return on equity (ROE), dan sebagainya.

Pendekatan Dalam Memilih Saham

Ada dua jenis pendekatan yang paling sering digunakan dalam memilih saham oleh para analis :

  1. Top Down Approach

Pendekatan ini mengawali analisa pada kondisi ekonomi makro dan menganalisa sektor-sektor industri mana saja yang terpengaruh atau tidak oleh kondisi makro ekonomi tersebut. Langkah selanjutnya melakukan analisa lanjutan terhadap sektor-sektor industri mana yang memiliki kinerja yang baik dan baru kemudian memilih saham perusahaan mana yang memiliki kinerja terbaik dalam sektor tersebut.

    2. Bottom Up Approach

Pendekatan ini memulai analisa dari saham-saham perusahaan mana yang memiliki kinerja yang baik, kemudian mengelompokkan menurut sektor industrinya, lalu dianalisa sektor industri mana yang berkinerja paling baik, dan kemudian memperbandingkan pengaruh kondisi makro terhadap sektor industri tersebut, sehingga sektor industri yang dipilih akan benar-benar menjadi alternatif terbaik dan merepresentasikan saham mana yang pantas kita pilih untuk investasi.

 Barkatlangit.wordpress.com 😉 Sharing whatever can be shared

Tinggalkan komentar